Minggu, 19 Maret 2017

Surat Kecil Untuk Ayah

"Allaahummaghfirlii Dzunuubii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shoghiiron"
Aku mengawali surat ini dengan mendoakanmu Ayah. Semoga dimanapun Ayah saat ini, Ayah selalu dalam lindungan yang maha pencipta.

Aku putrimu yang paling besar menulis surat ini karena aku merindukanmu. Sampai saat ini, aku masih menanti Ayah untuk menjengukku. Haha, lucu ya "menjenguk" seperti orang sakit saja. Ya, aku sekarang sedang sakit Ayah. Sakit melihat Ayah direbut oleh mereka. Aku cemburu, kenapa Ayah lebih memilih mereka daripada aku?

Ayah jika saja kau tahu, hatiku tak pernah berubah sedikitpun. Masih sama seperti 7 tahun yang lalu. Saat aku masih kecil, saat aku masih bisa dibohongi dengan cokelat dan ice cream agar tak menangsi dan ikut dengan Ayah.

Ayah tahu, sampai saat ini aku masih suka 2 benda itu. 2 benda yang menenangkanku, 2 benda yang memberiku janji bahwa Ayah akan sering mengunjungiku. Namun dalam 7 tahun Ayah hanya mengunjungiku sekali. Dan Ayah tahu bagaimana bodohnya aku?

Entah, saat Ayah mengunjungiku tak sedikitpun keinganan untuk mendekat bhakan bertegur sapa. Aku enggan untuk menanyakan kondisi Ayah. Apakah Ayah baik-baik saja atau tidak. Aku sudah terlanjur kecewa karena Ayah tak memberitahuku bahwa Ayah akan menikah lagi. Ayah tak meminta pendapat dariku, apakah calon istri Ayah itu baik atau tidak untuk Ayah.

Berita yang membuatku sangat terpukul adalah saat ada yang memberitahuku bahwa Ayah sudah mempunyai anak. Dan Ayah tahu apa yang dia katakan tentang anak Ayah? Dia mengatakan bahwa anak Ayah sangat mirip denganku. Mulai dari postur tubuh, rambut bahkan suara.

Aku menangis Ayah. Menangis karena aku yakin ayah pasti melupakan aku. Ayah akan menggantikan posisiku di hati ayah dengan dia. Maaf jika aku lancang menulis ini. Aku hanya mengurangi beban di hatiku saja.

Ayah, jika suatu saat nanti kita bertemu, aku harap ayah dalam kondisi sehat. Sebenarnya saat usiaku genap 17 tahun natnti, aku berharap ayah mau datang. Datang melengkappi dewasaku, dan mengantar aku mejunu kehidupan yang lebih rumit. Jika saja suart ini sampai ke tangan ayah, mungkin ayah akan mengunjungiku segera.

Dengarkan aku aya,
Jika ayah meninggalkan aku karena aku bandel,
Aku janji, gak akan bandel lagi
Jika ayah marah karena aku manja,
Aku janji, setelah 17 tahun nanti aku akan dewasa
Dan jika ayah melupakan aku karena ayah sudah punya yang baru,
Aku akan mendoakan ayah baik-baik saja

Untukmu ayahku, aku selalu mendoakanmu agar kau selalu sehat, bahagia, damai dan dalam lindungan Yang Maha Penyayang.

Dari putrimu yang beranjak dewasa
                                                         

                                                                                                 (love you ayah :*) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar