"Allaahummaghfirlii Dzunuubii
Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shoghiiron"
Aku
mengawali surat ini dengan mendoakanmu Ayah. Semoga dimanapun Ayah saat ini, Ayah
selalu dalam lindungan yang maha pencipta.
Aku
putrimu yang paling besar menulis surat ini karena aku merindukanmu. Sampai
saat ini, aku masih menanti Ayah untuk menjengukku. Haha, lucu ya
"menjenguk" seperti orang sakit saja. Ya, aku sekarang sedang sakit Ayah.
Sakit melihat Ayah direbut oleh mereka. Aku cemburu, kenapa Ayah lebih memilih
mereka daripada aku?
Ayah
jika saja kau tahu, hatiku tak pernah berubah sedikitpun. Masih sama seperti 7
tahun yang lalu. Saat aku masih kecil, saat aku masih bisa dibohongi dengan
cokelat dan ice cream agar tak menangsi dan ikut dengan Ayah.
Ayah
tahu, sampai saat ini aku masih suka 2 benda itu. 2 benda yang menenangkanku, 2
benda yang memberiku janji bahwa Ayah akan sering mengunjungiku. Namun dalam 7
tahun Ayah hanya mengunjungiku sekali. Dan Ayah tahu bagaimana bodohnya aku?
Entah,
saat Ayah mengunjungiku tak sedikitpun keinganan untuk mendekat bhakan bertegur
sapa. Aku enggan untuk menanyakan kondisi Ayah. Apakah Ayah baik-baik saja atau
tidak. Aku sudah terlanjur kecewa karena Ayah tak memberitahuku bahwa Ayah akan
menikah lagi. Ayah tak meminta pendapat dariku, apakah calon istri Ayah itu
baik atau tidak untuk Ayah.
Berita
yang membuatku sangat terpukul adalah saat ada yang memberitahuku bahwa Ayah
sudah mempunyai anak. Dan Ayah tahu apa yang dia katakan tentang anak Ayah? Dia
mengatakan bahwa anak Ayah sangat mirip denganku. Mulai dari postur tubuh,
rambut bahkan suara.
Aku
menangis Ayah. Menangis karena aku yakin ayah pasti melupakan aku. Ayah akan
menggantikan posisiku di hati ayah dengan dia. Maaf jika aku lancang menulis
ini. Aku hanya mengurangi beban di hatiku saja.
Ayah,
jika suatu saat nanti kita bertemu, aku harap ayah dalam kondisi sehat.
Sebenarnya saat usiaku genap 17 tahun natnti, aku berharap ayah mau datang.
Datang melengkappi dewasaku, dan mengantar aku mejunu kehidupan yang lebih
rumit. Jika saja suart ini sampai ke tangan ayah, mungkin ayah akan
mengunjungiku segera.
Dengarkan
aku aya,
Jika
ayah meninggalkan aku karena aku bandel,
Aku
janji, gak akan bandel lagi
Jika
ayah marah karena aku manja,
Aku
janji, setelah 17 tahun nanti aku akan dewasa
Dan
jika ayah melupakan aku karena ayah sudah punya yang baru,
Aku
akan mendoakan ayah baik-baik saja
Untukmu
ayahku, aku selalu mendoakanmu agar kau selalu sehat, bahagia, damai dan dalam
lindungan Yang Maha Penyayang.
Dari
putrimu yang beranjak dewasa
(love you ayah :*)